kotak iklan advertsing box pegadaian 728x90aguswahono pegadaian
Tampilkan postingan dengan label Isra Miraj. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Isra Miraj. Tampilkan semua postingan

Isra’ Mi’raj dan Perintah Shalat 5 Waktu

Agus Wahono 10.24.00 Add Comment
History Muhammad SAW aswaja aguswahono pegadaian

“Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram (Makkah) ke Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis),” (QS. Al-Isra: 1).

ANNAS bin Malik mengatakan, Rasulullah ﷺ bersabda: Allah memerintahkan shalat sebanyak 50 waktu sebagai kewajiban atasku dan umatku.” Setelah menerima perintah (shalat) itu Nabi ﷺ kembali berpapasan dengan Nabi Musa as seraya berkata: Apa yang diwajibkan oleh Tuhanmu kepada umatmu? Nabi Saw menjawab, “Shalat sebanyak 50 waktu.”
Nabi Musa berkata, “Kembalilah menghadap Tuhanmu, sesungguhnya umatku tidak akan sanggup melaksanakannya.” Maka Nabi Muhammad ﷺ kembali dan meminta keringanan pada Tuhannya seperti yang disarankan oleh Nabi Musa. Kemudian Allah memberikan keringanan sehingga jumlahnya menjadi separuhnya.
Setelah itu Nabi ﷺ kembali bertemu Musa as, dan menyarankan agar meminta keringanan pada Tuhannya untuk kedua kalinya. “Kembalilah kepada Tuhanmu, sesungguhnya umatmu tidak akan sanggup melaksanakannya.”
Lalu Nabi ﷺ lagi-lagi menemui Tuhannya untuk memohon keringanan, dan Allah memberi keringanan menjadi lima waktu. Allah berfirman: “Inilah lima waktu shalat yang wajib, nilainya sama dengan lima puluh waktu dan kalam-Ku tidak dapat berubah lagi.”
Lagi Nabi ﷺ bertemu Nabi Musa as, dan lagi-lagi Musa meminta Nabi Muhammad ﷺ agar meminta keringanan untuk ketiga kalinya. Tapi kali ini Nabi ﷺ tidak menemui Tuhannya untuk memohon keringaan yang kesekian kalinya seperti yang disarankan Musa as. Nabi ﷺ berkata: “Aku sangat malu bertemu Tuhanku.”
Setelah itu Jibril membawa Nabi Muhammad ﷺ ke Sidratul Muntaha yang diselimuti berbagai warna yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Setelah itu, Nabi ﷺ diizinkan masuk kedalam surga, di dalamnya ditemukan tembok-tembok kecil yang terbuat dari mutiara dan tanahnya mengeluarkan wangi kesturi.” (HR. Bukhari).

Melihat Penghuni Neraka
Peristiwa Isra Mi’raj terjadi dengan rohani dan jasmani, bukan mimpi dalam tidur. Bagi orang yang beriman, peristiwa ini dialami Rasulullah dalam keadaan sadar dan terjaga. Ketika itu terjadi perdebatan sengit di antara para sahabat, bahkan tak sedkit yang murtad.
Kaum orientalis kemudian melontarkan sejumlah pertanyaan sinis seperti ini: Kenapa peristiwa Isra’ Miraj terjadi di malam hari, kenapa tidak di siang hari agar bisa dilihat dan diyakini orang? Kalau memang mu’jizat itu terjadi dengan kekuatan Allah, kenapa terjadi dalam semalam, bukan sekejab mata?
Ketika orang lain meragukan dan mengingkari kisah perjalanan ghaib Rasulullah ke Sidratul Muntaha, sahabat Abu Bakar As-Shiddiq lah yang membenarkan kabar tersebut.

Dalam perjalanan mi’rajnya, Rasulullah melewati suatu kaum yang sedang bercocok tanam dan sedang menuai pada hari itu juga. Setiap kali mereka tuai, setiap itu pula tanaman tersebut tumbuh kembali, seperti sebelum menuai. Lalu Rasulullah bertanya kepada Jibril. “Siapa mereka itu ya Jibril? Jibril menjawab, “Mereka adalah kaum mujahidin fi sabilillah. Pahala yang diberikan kepada mereka berlipat ganda hingga 700 kali lipat.”
Kemudian, Rasulullah juga melihat seorang wanita tua. Pada kedua lengannya berderet perhiasan yang mempesona. Rasulullah bertanya lagi kepada Jibril, lalu Jibril menjawab, “Ia adalah dunia dengan berbagai perhiasan yang ada padanya.”
Selanjutnya, Rasulullah melihat orang yang sedang memukul kepala dengan batu hingga pecah. Dari pecahan kepala itu mengucur banyak darah. Lalu kepada itu kembali sediakala, setelah itu kembali memukul kepalanya dengan batu hingga berdarah dan seterusnya hingga berkali-kali. Rasulullah bertanya kepada Jibril. “Siapa mereka ya Jibril? Jibril menjawab, mereka adalah orang yang bermalas-malasan dalam menunaikan shalat wajibnya.”
Dalam Mi’rajnya, Rasulullah juga melihat suatu kaum yang memotong-motong lidah dan bibirnya sendiri dengan menggunakan gunting dari besi. Setiap kali lidah dan bibirnya terpotong, setiapkali itu pula bibir dan lidahnya kembali seperti sediakala, lalu dipotong lagi dan seterusnya. Rasulullah bertanya kepada Jibril, siapa mereka? Jibril menjawab, mereka adalah penceramah dan ahli pidato fitnah yang kerjanya menyuruh orang mengerjakn sesuatu, tapi mereka tidak melakukannya. Mereka orang yang suka ceramah, tapi tidak sesuai dengan kata dan perbuatannya.
Kemudian, Rasulullah melihat seekor banteng besar keluar dari dalam perut yang besar, lalu banteng itu ingin masuk lagi, tapi tak bisa, Rasulullah terheran-heran. Maka beliau bertanya kepada Jibril dan dijawab, “Ia adalah perumpaan seorang yang berjanji dan bersumpah, tapi tak mampu ditunaikan.
Rasulullah juga melihat suatu kaum berenang di lautan darah. Mereka berenang disana dan memakan batu-batuan ke dalam mulutnya. Nabi ﷺ bertanya kepada Jibril tentang mereka, lalu dijawab, “Mereka adalah pemakan uang riba.”
Lanjut, Rasulullah melihat orang-orang yang meninggalkan daging segar dan mengerumuni daging busuk. Rasulullah bertanya kepada Jibril, siapa mereka? Jibril menjawab, “Mereka adalah para pezina. Lelaki yang mempunyai istri halal dan sehat, tetapi ditinggalkan dan mencari perempuan haram yang berpenyakit. Begitu pula sebaliknya, perempuan yang mempunyai suami yang halal dan sehat, tapi dia mencari lelaki yang haram di jalan.”
Tak lama kemudian, Rasulullah melihat seorang lelaki sedang memikul barang yang tidak kuat dipikulnya, namun ia masih menambah pikulannya itu dengan memasukkan barang-barang lain. Rasulullah bertanya tentang orang itu, dan Jibril menjawab, “Ia adalah orang yang sedang membawa amanat meskipun tidak sanggup ditunaikan. Bebannya sudah berat, ia tambah lagi dengan amanat yang baru.” [Desastian/Islampos]

Peringati Isra Miraj, Ratusan Pemuda Ikuti Lomba Azan

Agus Wahono 10.02.00 Add Comment

berita isra miraj aguswahono aswaja pegadaian
Ratusan warga Kecamatan Tangan-Tangan, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh, mengikuti lomba azan dan Shalat Subuh. Kompetisi itu digelar oleh pemuda desa dalam rangka menyambut Isra Miraj 27 Rajab 1437 Hijrah, Rabu malam.
Lomba yang berlangsung selama tiga malam sejak tanggal 4 hingga 6 Mei 2016 tersebut, selain diikuti oleh ratusan masyarakat juga para pemuda termasuk aparatur desa dan segenap tokoh masyarakat setempat. 
Ketua pemuda Desa Ie Lhob Admiyusri mengatakan, ajang lomba azan dan lomba Shalat Subuh yang digelar bekerjasama dengan aparatur desa itu untuk menyemarakkan penyambutan peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW.
"Acara lomba ini khusus diikuti warga Desa Ie Lhob, selain diikuti oleh masyarakat dan pemuda, juga diikuti oleh aparatur desa, seperti perangkat pemerintahan desa, anggota Tuha Peut (LKMD), Tuha Lapan (lembaga adat desa) termasuk tokoh-tokoh masyarakat," katanya.
Admiyusri menambahkan, tujuan lain dari lomba azan dan Shalat Subuh sebagai bentuk kepedulian pemuda terhadap Agama Islam. Terutama untuk meningkatkan lapisan masyarakat termasuk aparatur pemerintahan desa agar tidak lupa melaksanakan perintah Allah SWT.
"Selain untuk memeriahkan Isra Miraj, tujuan kami pemuda untuk meningkatkan masyarakat agar tidak meninggalkan shalat lima waktu sebagaimana yang telah diperintahkan Allah SWT terhadap kita umat Islam semua," katanya.
Ia menjelaskan, semua anggaran yang dikeluarkan untuk acara perlombaan tersebut sumbernya dari swadaya masyarakat desa sendiri. Dimana warga yang khusus bermukim dalam Desa Ie Lhob memberikan sumbangan ikhlas kepada pemuda berdasarkan hasil kesepakatan dalam musyawarah desa.
"Jadi, setelah dana terkumpul, tropi untuk hadiah sudah ada, langsung kami gelar perlombaan ini. Acara lomba ini khusus diikuti oleh warga desa kami, mulai dari yang tua sampai dengan yang muda, tidak ada batasan umur ikut lomba semua," kata dia.
Imam Masjid Desa Ie Lhob, Tengku Baharuddin didampingi Sekretaris Desa Abdul Karim mengharapkan dengan adanya kegiatan perlombaan tersebut semoga bermanfaat serta menjadi amalan di sisi Allah SWT.
Sumber : Republika.co.id > Antara

Isra Miraj : Peristiwa dan Hikmah bagi Umat Muslim

Agus Wahono 09.45.00 Add Comment
khazanah kewajiban sholat aguswahono pegadaian
"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjid Al-Haram ke Al-Masjid Al-Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS Al-Isra [17]: 1).

Setiap tanggal 27 Rajab, umat Islam memperingati peristiwa Isra Mi’raj. Menurut cendekiawan Muslim Prof DR KH Didin Hafidhuddin MSc peristiwa ini adalah peristiwa mukjizat terbesar kedua yang diterima Rasulullah SAW setelah Alquran. Karena itu, maka peristiwa Isra diabadikan dalam Alquran Surat Al-Isra ayat 1. Sedangkan peristiwa Miraj diabadikan dalam Surat An-Najm ayat 13 dan 14.
Ada beberapa hikmah dan pelajaran penting dari peristiwa ini. Yang pertama, kata dia, peristiwa ini adalah menunjukkan ke-Mahakuasaan dan kebesaran Allah. Dia akan mengangkat derajat setinggi-tingginya hamba-Nya yang ingin menjadi Abdullah yakni orang yang mewakafkan dirinya untuk kepentingan agama Allah,'' tandas Direktur Pasca Sarjana UIKA Bogor.
Ia juga mengatakan, Abdullah atau hamba Allah adalah gelar tertinggi yang harus diraih oleh setiap Mukmin. ''Jadi, gelar tertinggi itu bukan profesor atau doktor dan juga bukan kiai, bukan ustaz tapi gelar yang tertinggi adalah menjadi hamba Allah.
Hamba Allah, kata dia, artinya ia hanya ingin dikendalikan oleh Allah SWT. Artinya dia menafikan pengendalian-pengendalian lainnya. Hamba Allah yang baik dia tidak akan dikendalikan oleh harta, oleh jabatan, kedudukan sehingga dia tidak menjadi abdul mal (hamba harta), abdul kursi (hamba jabatan), abdul butun (hamba syahwat), dan lain sebagainya.

Menurut Didin, memaknai peristiwa Isra Miraj itu sangat perlu, mengingatkan kembali bahwa diri kita harus menjadi hamba Allah. Kalau Indonesia ingin baik, kalau Indonesia ingin sejahtera, maka pemimpin-pemimpinnya harus menjadi hamba Allah. Jangan menjadi abdussiyasah (hamba politik), abdul mulk (hamba kekuasaan).
Kalau orang sudah menjadi hamba Allah, kata dia, gerakannya akan lurus, visi-mis hidupnya juga akan jelas. Tapi kalau menjadi hamba politik praktis apalagi pragmatis dia tidak akan jelas visi-misinya, akan serba ragu dalam mengambil tindakan. Dan ini yang terjadi pada masyarakat kita sekarang ini. Sementara itu, Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Prof Dr Ahmad Satori, mengungkapkan, hikmah penting dari Isra Mi’raj adalah kesadaran untuk berubah menjadi lebih baik.
Hikmah kedua, untuk mengingatkan bahwa umat Islam dalam kegiatan dan aktivitasnya harus dimulai dari masjid dalam rangka mencapai satu kebangkitan. Tanpa itu, umat Islam tidak mungkin akan bangkit. Dalam Isra Mi’raj ada perintah penting berkaitan dengan perintah shalat. ''Shalat adalah Mi'rajul Mukmin. Seorang Mukmin kalau ingin derajatnya naik, umat Islam kalau derajatnya ingin leading maka hendaknya memperkokoh hubungan dengan Allah SWT,'' ujar guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ia juga menambahkan selama perjalanan Isra dan Mi’raj Rasulullah SAW diperlihatkan problematika yang dihadapi pada masa yang akan datang.''Orang-orang yang banyak ngomong, tidak banyak bekerja, begini akibatnya. Orang yang suka nyeleweng, begini akibatnya. Semuanya itu dijadikan zsebuah antisipasi bagi Nabi Muhammad SAW supaya umatnya berhati-hati terhadap berbagai macam yang akan menggodanya kelak di zaman akhir.''
Sumber : Pusat Data Republika